Blog ini menulis tentang Kisah Nabi Muhammad SAW, Kisah Khalifah dan Kisah Islami
Tampilkan postingan dengan label Istri Rosululloh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Istri Rosululloh. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Agustus 2017

Istri Istri Rosululloh 1


ISTRI ISTRI ROSULULLOH SAW


Istri-istri Rosululloh SAW adalah wanita-wanita mulia di dunia dan di akhirat. Mereka akan tetap mendampingi Rosululloh SAW hingga surga kelak. Meraka juga merupakan ibu dari orang-orang yang beriman, karena itu sebutan ummul mukminin senantiasa disematkan di nama-nama mereka. Alloh SWT berfirman :

"Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka..." (QS. Al-Ahzab : 6)

Jika istri-istri Nabi Muhammad SAW ibu orang-orang yang beriman, alangkah ironisnya ketika orang-orang mukmin tidak mengenal ibu mereka sendiri. Berikut ini adalah profil singkat 11 istri Nabi Muhammad SAW.


Pertama : Khadijah binti Khuwalid

Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwalid RA adalah wanita Quraisy yang terkenal dengan kemuliaannya, baik dari sisi nasab maupun akhlaqnya. Nasabnya bertemu dengan Nabi Muhammad SAW pada kakek kelima, karena itu beliau adalah istri Nabi yang memiliki kekerabatan paling dekat dengan Rosululloh SAW.

Khadijah dilahirkan pada tahun 68 sebelum hijriah, ibunda beliau sempat mengalami fase jahiliyah namun hal itu tidak mempengaruhi sikap dan kepribadiannya yang mulia. Khadijah adalah wanita pertama bahkan orang pertama yang beriman kepada kerosulan sang suami Rosululloh SAW. Tidak ada sedikit pun kalimat-kalimat penolakan, mendustakan risalah atau yang membuat Nabi sedih. Di saat-saat berat awal menerima wahyu, Khadijah selalu menyemangati dan menguatkan sang suami. Saat berusia 40 tahun, Khadijah dinikahi Nabi Muhammad SAW. Pernikahan itu terjadi pada tahun 25 sebelum hijriyah dan saat itu sang suami pun genap berusia 25 tahun. Rumah tangga yang suci ini berlangsung selama 25 tahun. Dan dianugerahi 6 orang anak, 2 laki-laki dan 4 perempuan. Mereka adalah Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Qultsum dan Fatimah.

Ummul mukminin Khadijah RA wafat pada usia 65 tahun, 3 tahun sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah.


Kedua : Saudah binti Zam'ah

Ummul mukminin Saudah adalah seorang wanita Quraisy dari bani 'Amir. Sebagian sejarawan menyatakan tidak ada catatan yang bisa dijadikan rujukan kuat mengenal tahun kelahiran beliau. Saudah binti Zam'ah RA adalah janda dari sahabat as-Sakran bin Amr RA. Bersama as-Sakran ia memiliki 5 orang anak.

Karena itu tidak diketahui pula usianya saat menikah dengan Nabi dan berapa tahun usianya saat wafat. Namun ada yang mengatakan bahwa usianya saat menikah dengan Nabi SAW adalah 55 tahun. Beliau dinikahi Nabi SAW saat 3 tahun sebelum hijriah. Pernikahan Nabi SAW dengan Saudah binti Zam'ah adalah bantahan yang telak bagi orang-orang yang menuduh Nabi Muhammad SAW dengan tuduhan keji terkait hubungan beliau dengan wanita. Saat Nabi Muhammad SAW dirundung duka karena wafatnya Khadijah. Khoulah binti Hakim datang menyarankan agar beliau menikah. Khoulah mengajukan dua nama wanita yang akan dinikahi Nabi Muhammad SAW yaitu Saudah atau Aisyah.Lalu Rosululloh SAW memilih Saudah binti Zam'ah. Nabi memilih yang lebih tua usianya dibanding Aisyah yang masih muda. Setelah pernikahan berjalan 3 tahun dengan ummul mukminin Saudah, lalu Nabi Muhammad SAW menikahi Aisyah. Nabi Muhammad SAW meluruskan untuk orang-orang yang dengki terhadap Islam, yang menuduh bahwa Nabi lebih mengutamakan wanita-wanita muda dan gadis untuk dijadikan pendamping hidup beliau setelah wafatnya ummul mukminin Khadijah. Dan ummul mukminin Saudah binti Zam'ah wafat diakhir pemerintahan Umar bin al-Khattab tahun 54  Hijriah.


Ketiga : Aisyah binti Abu Bakar

Ummul mukminin Aisyah binti Abu Bakar RA adalah wanita yang memiliki banyak keistimewaan yang tidak dimiliki oleh ummahatul mukminin yang lain. Diantaranya adalah Aisyah satu-satunya istri Nabi Muhammad SAW yang Alloh SWT turunkan wahyu dari atas langit ketujuh untuk membelah kehormatannya. Bukan satu atau dua ayat tapi Alloh SWT firmankan 10 ayat (QS. An-Nur : 11-20) yang membela kehormatan Aisyah RA dan terus menerus dibaca hingga hari kiamat. Menodai kehormatan Aisyah sama saja mengingkari Al Quran.

Aisyah binti Abu Bakar RA dilahirkan pada tahun ke-7 sebelum hijriah. Beliau adalah seorang wanita Quraisy putri dari laki-laki yang paling mulia setelah para nabi dan rosul, yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq RA dan ibunya adalah ummu Ruman RA. Sebelum menikah Aisyah, Rosululloh SAW melihatnya 3 malam berturut-turut dalam mimpinya dan mimpi Nabi adalah wahyu. Beliau menuturkan mimpinya :

"Aku melihatmu (Aisyah) dalam mimpiku selama tiga malam. Malaikat datang membawamu dengan mengenakan pakaian sutra putih. Malaikat itu berkata, "Ini adalah istrimu". Lalu kusingkapkan penutup wajahmu, ternyata itu adalah dirimu. Aku bergumam, "Seandainya mimpi ini datangnya dari Alloh SWT, pasti Dia akan menjadikannya nyata". (HR. Bukhari dan Muslim).

Jadi, Nabi menikahi Aisyah adalah perintah Alloh SWT.  Aisyah dinikahi Rosululloh SAW saat usia 9 tahun (terhitung sejak Rosululloh SAW bercampur dengan Aisyah) dan rumah tangga yang suci ini berlangsung selama 9 tahun pula. Aisyah menuturkan :

"Rosululloh SAW menikahiku saat aku berusia 6 tahun dan berumah tangga bersamaku (menggauliku) saat aku berusia 9 tahun." (Muttafaq' alaihi).

Usia Aisyah yang sangat dini menjadi polemik di masa kini. Karena orang-orang sekarang menimbang masa lalu dengan kaca mata masa kini. Padahal tidak ada satu pun orang-orang kafir Quraisy, Abu Jahal, dkk, mencela pernikahan Rosululloh SAW dengan Aisyah. Kita ketahui orang-orang kafir Quraisy mengerahkan segala cara untuk menjatuhkan kedudukan Rosululloh SAW hingga memfitnah di luar nalar pun akan mereka lakukan demi rusaknya citra Rosululloh SAW ditengah manusia. Artinya nalar Abu Jahal, dkk, tidak terpikir untuk mencela Rosululloh SAW yang menikahi Aisyah yang masih sangat muda.

Hikmah dari pernikahan Aisyah dengan Nabi Muhammad SAW salah satunya adalah menghapus anggapan orang-orang terdahulu yang menjadi norma yang berlaku diantara mereka yaitu ketika seseorang sudah bersahabat dekat, maka status mereka layaknya saudara kandung dan berlaku hukum-hukum saudara kandung. Ketika Rosululloh SAW hendak menikahi Aisyah putri Abu Bakar ash-Shiddiq, Abu Bakar sempat mempertanyakannya, karena ia merasa apakah yang demikian itu dihalalkan.

Dari Aurah, "Rosululloh SAW datang kepada Abu Bakar untuk melamar Aisyah. Lalu Abu Bakar berkata, "Sesungguhnya aku ini saudarmu." Nabi menjawab, "Iya, engkau saudaraku dalam agama Alloh Alloh dan Kiab-Nya dan ia (anak perempuanmu) itu halal bagiku." (HR. Bukhari).

Rosululloh SAW hendak memutus kesalahpahaman ini dan mengajarkan hukum yang benar yang berlaku hingga kiamat kelak.

Saat Aisyah RA berusia 18 tahun, dipangkuannya, sang suami tercinta wafat meninggalkannya untuk selamanya. Dan saat usia 65 tahun, Aisyah RA baru menyusul Rosululloh SAW. Dengan demikian selama 47 tahun ummul mukminin Aisyah binti Abu Bakar  hidup sendiri tanpa suami. 
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW

Kamis, 03 Agustus 2017

Istri Istri Rosululloh 2


Ketujuh : Zainab binti Jahsy

Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy dilahirkan pada tahun 32 sebelum hijrah. Ibunya adalah Umaimah binti Abdul Muthalib., bibi Rosululloh SAW, Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy adalah wanita terhormat saudari dari Abdullah bin Jahsy, sang pahlawan perang uhud yang dimakamkan satu liang dengan paman Rosululloh SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib RA.

Sebelum menjadi istri Rosululloh SAW, Zainab binti Jashy adalah anak istri dari anak angkat Nabi yakni Zaid bin Haritsah RA. Pernikahan keduanya tidak berjalan langgeng, karena perbedaan kafa-ah. Akhirnya perceraian pun terjadi. Lalu Zainab dinikahi Rosululloh SAW. Ketika itu, Zainab binti Jashy berusia 37 tahun. Berjalanlah biduk rumah tangga Rosululloh SAW dengan Zainab berjalan 6 tahun, hingga Rosululloh SAW wafat. Di antara keistimewaan Zainab binti Jashy RA adalah Alloh SWT yang menjadi walinya saat menikah dengan Rosululloh SAW.

Hikmah dari pernikahan Zainab dengan Rosululloh SAW adalah meluruskan budaya yang keliru pada masyarakat kala itu. Orang-orang saat itu beranggapan bahwa anak angkat sama statusnya dengan anak kandung. Anggapan ini tentu saja akan berdampak pada hukum-hukum syariat yang lainnya; warisan, mahram, pernikahan, dan lain-lain. Tradisi dan anggapan ini kian mengakar di masyarakat Islam pada saat itu sehingga perlu diluruskan. Dan Ummul mukminin Zainab binti Jahsy RA wafat pada masa pemerintahan Umar bin al-Khattab tahun 21 Hijriah dengan usia 53 tahun.


Kedelapan : Juwairiyah binti al-Harits bin Abi Dhirar

Ummul mukminin Juwairiyah binti al-Harits al-Khuza'iyah  al-Qurasyiyah dilahirkan tahun 14 sebelum hijriah. Dia adalah wanita yang sangat cantik dan memiliki kedudukan mulia di tengah kaumnya. Ayahnya al-Harist bin Abi Dhirar adalah kepala kabilah bani Musthaliq.

Suatu hari ayahnya Juwairiyah mengumpulkan pasukan untuk menyerang Rosululloh SAW. Mendengar kabar tersebut, Rosululloh segera bertindak cepat dan bertemulah kedua pasukan di sebuah oase yang dikenal dengan Muraisi'. Peperangan itu dimenangkan oleh Rosululloh SAW dan para sahabatnya al-Harits bin Abi Dhirar tewas dalam peperangan sedangkan Juwairiyah menjadi tawanan.

Juwairiyah dijatuhkan sebagai bagian dari Tsabit bin Qais bin Syammas yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengannya. Namun Juwairiyah tidak menerima hal ini. Dia datang kepada Nabi Muhammad SAW agar bersedia menebus dirinya. Lalu Nabi SAW menawarkan tawaran yang lebih terhormat daripada hal seperti itu, yaitu menawarkan diri untuk menikahi Juwairiyah. Dengan gembira Juwairiyah menerima tawaran tersebut.

Hikmah dari pernikahan Juwairiyah dengan Rosululloh SAW adalah untuk menaklukkan hati bani Musthliq agar menerima dakwah Islam. Lantaran pernikahan ini, para sahabat nabi saw membebaskan tawanan-tawanan bani Musthliq yang jumlahnya sekitar 100 keluarga. Para sahabat tidak rela kerabat Rosululloh SAW menjadi tawanan. Aisyah RA pun memuji Juwairiyah sebagai wanita yang penuh keberkahan untuk kaumnya.

Pernikahan ummul mukminin Juwairiyah binti al-Harits berlangsung pada tahun ke-5 Hijriyah dan pada usia 19 tahun atau 20 tahunan. Rumah tangganya berlangsung selama 6 tahun dan Juwairiyah wafat pada usia 70 tahun di tahun 56 Hijriah.


Kesembilan : Shafiyah binti Huyai bin Akhtab

Ummul mukminin Shafiyah binti Huyai bin Akhtab, sebelum masuk islam beliau adalah seorang wanita yahudi dari bani nadhir. Ayah beliau adalah seorang tokoh terkemuka di kalangan yahudi dan termasuk ulama yahudi di masa itu. Nasab ummul mukminin Shafiyah RA bersambung samapai Nabi Harun bin Imran AS. Jadi beliau adalah wanita dari kalangan bani israil. Shafiyah lahir pada tahun 9 sebelum hijriyah.

Setelah bani Nadhir diusir dari Madinah, mereka hijrah menuju perkampungan yahudi di khaibar. Dalam perang Khaibar, Allah SWT memenangkan kaum muslimin. Banyak harta rampasan peran dan tawanan yang dikuasai oleh kaum muslimin. Diantaranya adalah Shafiyah binti Huyai. Awalnya Shafiyah termasuk pendapatan perang dari sahabat yang mulia, yang Malaikat Jibril sering datang dalam bentuk fisiknya yaitu Dihyah bin Kalifah RA. Karena kedudukan Shafiyah, ada seorang sahabat yang datang mengajukan agar Rosululloh SAW menerima Shafiyah. Kemuliaan Shafiyah sebagai wanita pemuka bani Quraizahah dan bani Nadhir hanya layak disandingkan dengan Rosululloh SAW.

Setelah itu menerima Islam, Rosululloh SAW menikahi Shafiyah. Pernikahan pun dilangsungkan, yaitu pada tahun 8 Hijriyah. Rumah tangga mulia ini berlangsung 4 tahun hingga wafatnya Rosululloh SAW.

Hikmah pernikahan Shafiyah dengan Nabi Muhammad SAW adalah Islam menjaga kedudukan seseorang, tidak merendahkannya akan tetapi menjadikannya kian mulia. Siapa mulia sebelum Islam, maka dia juga dimuliakan setelah berislam.

Ummul mukminin Shafiyah binti Huyai wafat pada tahun 50 Hijriyah di usia 59 tahun di zaman pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan RA.


Kesepuluh : Ummu Habibah

Nama Ummu Habibah adalah Romlah binti Abu Sufyan. Beliau dilahirkan pada tahun 25 sebelum hijriyah. Ummu Habibah merupakan putri dari salah satu seorang tokoh Quraisy yaitu Abu Sufyan bin Harb RA. Ummu Habibah RA masuk Islam lebih dahulu dibandingkan dengan ayahnya dan saudara laki-lakinya, Muawiyah bin Abu Sufyan. Bersama suaminya Ubaidillah bin Jahsy, ia hijrah ke negeri Habasyah. Namun sayang, ketika di Habasyah suaminya murtad berpindah agama menjadi seorang Nasrani. Ummu Habibah dihadapkan pada kenyataan pahit, apakah harus turut bersama suaminya menjadi Nasrani, bertahan di Habasyah hidup dalam pengasingan atau kembali ke Mekkah dalam kekangan sang ayah yang tatkala itu masih kafir.

Akhirnya kabar gembira tak terduga datang menghampiri Ummu Habibah. Melalui an-Najasyi, Rosululloh SAW melamarnya. Pernikahannya pun di gelar, namun ada sesuatu yang berbeda dengan pernikahan tersebut, saat resepsi mempelai laki-lakinya diwakilkan oleh an-Najasyi, karena Rosululloh SAW sedang berada di Madinah. Usia rumah tangga mulia ini berlangsung selama 4 tahun sampai berakhirnya wafatnya Rosululloh SAW. Dan Ummu Habibah wafat tahun 69 Hijriyah dengan usia 44 tahun.


Kesebelas : Maimunah binti al-Harits bin Hazn

Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits dilahirkan pada tahun 29 sebelum hijriah. Ia adalah saudari dari Ummu al-Fadhl, istri paman Nabi, al-Abbas bin Abdul Muthalib. Ia juga merupakan bibi dari Abdullah bin Abbas dan Khalid bin al-Walid RA. Maimunah adalah wanita terakhir yang dinikahi oleh Rosululloh SAW. Saat menikah dengan Nabi SAW, ia telah berusia 36 tahun. Nabi menikahinya pada tahun 7 Hijriah, satu tahun setelah perjanjian Hudaibiyah.

Hikmah dari pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Maimunah binti al-Harits adalah menundukkan hati bani Hilal untuk menerima Islam, kemudian meneguhkan keislaman mereka.

Pada saat mengadakan Safar antara Mekkah dan Madinah tahun 51 Hijriah, ummul mukminin Maimunah binti al-Harits wafat. Usia beliau saat wafat adalah 81 tahun.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW
.f-nav{ z-index: 9999; position: fixed; left: 0; top: 0; width: 100%; padding:0 20px;} /* ini yang membuat menu menjadi melayang (fixed) */ .nav { background: rgba(26, 37, 82, 0.24); margin:0 0 20px 0; } .nav li { list-style-type:none; float:left; display:inline-block; padding:10px; }