Blog ini menulis tentang Kisah Nabi Muhammad SAW, Kisah Khalifah dan Kisah Islami

Sabtu, 12 Agustus 2017

Biografi Rosululloh SAW



BIOGRAFI ROSULULLOH SAW (SIRAH NABI)

Sudahkah Anda membaca biografi Nabi Muhammad SAW? Dari Ubdaidullah bin Utbah, ia mengabarkan bahwa Abdullah bin Abbas RA menyediakan waktu khusus dalam harinya untuk mempelajari sirah Nabi". (Maghazi Rosululloh oleh Mushthafa al-A'zhama, Hal: 23)

Abdullah bin Abbas RA adalah sepupu sekaligus sahabat Rosululloh SAW yang hidup bersama Nabi SAW, namun beliau tetap mempelajari dan mengkaji kehidupan Nabi Muhammad SAW untuk beliau teladani. Bagaimana dengan kita?

Biografi Nabi atau yang sering disebut sirah nabi adalah bagian dari agama ini. Alloh Ta'ala berfirman :

"Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (QS. An Najm: 3-4).

Alloh SWT juga berfirman :

"Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Alquran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan." (QS. An Nahl: 44).

Penjelasan agama ini didapatkan melalui penjelasan secara lisan, amalan dan penetapan. Sirah Nabi adalah bentuk amalan. Karena merupakan praktik dari Rosululloh SAW terhadap Alquran. Karena itu, mempelajari sirah nabi adalah hal yang sangat penting. Ada beberapa alasan yang menjadi penting dalam membaca biografi nabi, yaitu :

Pertama :
Alloh Ta'ala memerintahkan kita untuk menyusun dan membukukan perjalanan hidup Nabi-Nya. Alloh Ta'ala berfirman :
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Alloh." (QS. Al Ahzab: 21).

Tidak mungkin seseorang bisa menjadikan Nabi SAW sebagai teladan kecuali dengan mempelajari jalan hidup beliau. Dan seseorang tidak bisa mempelajari perjalanan hidup beliau kecuali ada pembukuan sunnah, bimbingan, perkataan, perbuatan dan taqrir beliau SAW.

Kedua :
Kita mempelajari perjalanan hidup Nabi, karena merupakan perjalanan tokoh terbesar dalam sejarah dunia. Perjalanan hidup manusia, anak keturunan Adam yang paling utama, sebagaimana sabda beliau :

"Aku adalah pimpinan anak adam pada hari kiamat". (HR. Muslim, 4: 1782).

Seiring sejarah kehidupan tokoh-tokoh besar dunia saja menarik perhatian kita. Lalu kita pun membacanya, memberi inspirasi dan semangat pada kehidupan kita. Lalu bagaimana dengan sejarah tokoh terbesar dalam peradaban manusia? Sudahkah kita membacanya? Sudahkah memberi semangat dan inspirasi dalam kehidupan kita?

Ketiga :
Mempelajari sirah Nabi merupakan jalan untuk memahami Alquran. Karena banyak ayat yang diturunkan berkaitan dengan suatu kejadian dalam perjalanan hidup Nabi SAW. Kemudian setelah ayat tersebut diturunkan, Rosululloh SAW mempraktikkan suatu amalan sebagai penjelasan dari ayat. Ini merupakan penjelasan secara amal atau praktik nyata bagi beliau Nabi Muhammad SAW.

Jadi, sirah Nabi menjelaskan ayat dari sisi sebab diturunkannya dan dari sisi bagaimana mengamalkan kandungan ayat tersebut.

Keempat :
Di antara prinsip agama yang paling mendasar adalah pengenalan seseorang terhadap Nabi Muhammad SAW. Prinsip ini merupakan prinsip dasar yang kedua setelah mengenal Alloh SWT. Mengenal Nabi Muhammad SAW meliputi 5 (lima) hal :
1) Mengenal Nasab beliau yang merupakan nasab yang mulia;
2) Mengetahui tahun dan tempat beliau dilahirkan serta tempat hijrahnya;
3) Mengetahui kehidupan kenabian yang berlangsung selama 23 tahun;
4) Dengan apa beliau diangkat menjadi nabi dan rosul;
5) Untuk apa dan mengapa beliau diutus.

Nabi Muhammad SAW diutus dengan membawa risalah tauhid, meng-esakan Alloh SWT, membawa syariat-Nya yang terdapat perintah dan larangan. Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rahmat bagi umat manusia, kasih sayang bagi alam semesta. Mengeluarkan mereka dari kegelapan kesyirikan, kekufuran dan kebodohan (jahiliyah) menuju cahaya ilmu, hidayah dan tauhid. Kemudian seseorang mendapat maghfiroh (ampunan) dan ridho Alloh SWT.  Mereka selamat dari siksa kubur dan api neraka.

Kelima :
Sirah Nabi adalah ilmu yang luas cakupannya, bahkan bisa meliputi ilmu-ilmu syariat lainnya. Dari belajar sirah Nabi kita bisa mengetahui tentang : Aqidah, Hukum-hukum Fiqih, Akhlak dan Dakwah.

Riwayat

Kelahiran

Para ulama dan penulis sirah sepakat bahwa hari kelahiran Muhammad jatuh pada bulan Rabiul Awal.[16] Muhammad lahir di Mekkah, kota bagian selatan Jazirah Arab, sekitar tahun 570, berdekatan dengan Tahun Gajah yang merupakan tahun kegagalan penyerangan Mekkah oleh pasukan bergajah di bawah pimpinan Abrahah.[17][18] Pendapat paling mashyur merujuk tanggal 12 Rabiul Awal sebagai hari kelahiran Muhammad. Berdasarkan teks hadis, Muhammad menyebut hari Senin sebagai hari kelahirannya. Penulis sirahSulaiman Al-Manshurfuri dan ahli astronomi Mahmud Basya dalam penelitiannya melacak hari Senin yang dimaksud bertepatan dengan tanggal 9 Rabiul Awal.
Muhammad berasal dari salah satu klan suku Quraisy yakni Bani Hasyim yang mewarisi silsilah terhormat di Mekkah, meskipun tak terpandang karena kekayaannya.[19] Ayahnya, Abdullah meninggal saat Muhammad masih dalam kandungan, enam bulan sebelum kelahiran.[20] Muhammad bayi dibawa tinggal bersama keluarga dusun di pedalaman, mengikuti tradisi perkotaan kala itu untuk memperkuat fisik dan menghindarkan anak dari penyakit perkotaan.[21] Ia diasuh dan disusui oleh Halimah binti Abi Dhuayb di kampung Bani Saad selama dua tahun.[22] Setelah itu, Muhammad kecil dikembalikan untuk diasuh kepada budak Ummu Aiman. Pada usia ke-6, Muhammad kehilangan ibunya, Aminah karena sakit.[22][23] Selama dua tahun berikutnya, kebutuhan Muhammad ditanggung dan dicukupi oleh kakeknya dari keluarga ayah, 'Abd al-Muththalib. Ketika berusia delapan tahun, kakeknya meninggal dan Muhammad berikutnya diasuh oleh pamannya Abu Thalib yang tampil sebagai pemuka Bani Hasyim sepeninggal Abdul Muththalib.[22][24]

Perkenalan dengan Khadijah

Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitupula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Muhammad sering menemani pamannya berdagang ke arah Utara dan kabar tentang kejujuran dan sifatnya yang dapat dipercaya menyebar luas dengan cepat, membuatnya banyak dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah.
Salah seseorang yang mendengar tentang kabar adanya anak muda yang bersifat jujur dan dapat dipercaya dalam berdagang dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di kalangan suku Arab. Sebagai seorang pedagang, ia juga sering mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad membuat Khadijah memercayakannya untuk mengatur barang dagangan Khadijah, Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan ketika sekembalinya Muhammad membawakan hasil berdagang yang lebih dari biasanya.
Seiring waktu akhirnya Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah, mereka menikah pada saat Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu Khadijah telah berusia mendekati umur 40 tahun, namun ia masih memiliki kecantikan yang dapat menawan Muhammad. Perbedaan umur yang jauh dan status janda yang dimiliki oleh Khadijah tidak menjadi halangan bagi mereka, walaupun pada saat itu suku Quraisymemiliki budaya yang lebih menekankan kepada perkawinan dengan seorang gadis ketimbang janda. Meskipun kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetap hidup sebagai orang yang sederhana, ia lebih memilih untuk menggunakan hartanya untuk hal-hal yang lebih penting.

Memperoleh gelar

Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia ikut bersama kaum Quraisy dalam perbaikan Kakbah. Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad, Muhammad dapat menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan penyelesaian adil. Saat itu ia dikenal di kalangan suku-suku Arab karena sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad adalah orang yang percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat tamak, angkuh dan sombong yang lazim di kalangan bangsa Arab saat itu. Ia dikenal menyayangi orang-orang miskin, janda-janda tak mampu dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang sudah membudaya di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang berarti "yang benar".

Kerasulan

Informasi lebih lanjut: Eskatologi Islam

Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira' sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur (merenung) dan mencari ketenangan dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut yang senang bergerombol. Dari sini, ia sering berpikir dengan mendalam, dan memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Muhammad pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadan tahun 13 sebelum hijrah (6 Agustus 611), diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan membacakan surah pertama dari Quran yang disampaikan kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan untuk membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya, namun ia mengelak dengan berkata ia tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril berkata:
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
— Al-Alaq 96: 1-5

Sudahkah Anda mempelajari Sirah Nabi?




Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW

Sejarah Rosululloh SAW 1.



SEJARAH ROSULULLOH BAG. 1


Muhammad adalah seorang nabi dan rasul terakhir bagi umat Muslim. Muhammad memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan pemerintahan tunggal Islam. Wikipedia
Pasangan: Maymunah binti al-Harits (m. 629 M–632 M)



KEHIDUPAN ARAB SEBELUM KELAHIRAN ROSULULLOH SAW

1. Kehidupan Agama
Pada awalnya, mayoritas Bangsa Arab mengikuti Nabi Ibrahim AS, yaitu ajaran tauhid untuk beribadah hanya kepada Alloh SWT.
Setelah berlalunya waktu yang panjang, mereka melalaikan hal tersebut, walaupun ada sisa-sisa peninggalan ajaran tauhid Nabi Ibrahim AS.
Hingga suatu saat di Mekkah tersebutlah seorang yang bernama Amr bin Luhay dari suku Khuza'ah yang sangat dihormati dan dimuliakan kaumnya karena kedermawanan dan prilakunya yang baik. Suatu ketika, ia pergi ke Syam dan disana melihat masyarakatnya menyembah berhala sebagai bentuk ibadah. Ia menyimpulkan bahwa itu adalah perbuatan baik. Sekembalinya dari Syam, Amr pun membawa berhala yang bernama Hubal dan meletakkannya di Ka'bah. Lalu dia mengajak kaumnya untuk melakukan apa yang dilakukan oleh penduduk Syam.
Karena pengaruh kedudukannya, tak lama penduduk Mekkah pun menjadi penyembahan berhala dan menjadi agama baru bagi mereka. Ajaran tersebut dengan cepat menyebar ke wilayah Hijaz (Mekkah dan sekitarnya) hingga menyebar luas meliputi Jazirah Arabi. Bahkan, di sekitar Ka'bah ada ratusan berhala yang disemabah. Dari sanalah mulai lagi bermunculan berbagai bentuk kesyirikan, bid'ah dan khurafat di masyarakat Arab.

2. Kehidupan Sosial
Struktur kehidupan masyarakat Arab berkelas dan bersuku-suku. Adanya pemandangan yang sangat kontras antara kaum bangsawan dengan segala kemewahan dan kehormatannya dengan rakyat jelata dengan segala kekurangan dan kehinaan yang tak terperi.
Kehidupan antar suku pun penuh dengan persaingan yang sering mengakibatkan pertikaian dengan bumbu fanatisme kesukuan yang kental. Setiap anggota suku pasti membela orang yang satu suku dengannya, tak peduli perbuatannya benar atau salah, sehingga terkenal ucapan diantara mereka :
"Bantulah saudaramu, baik berbuat zalim atau dizalimi".

Perlakuan terhadap wanita juga tak kalah zalimnya. Laki-laki dapat melakukan poligami tanpa batas, bahkan dapat menikahi dua bersaudara sekaligus. Demikian pula mereka dapat menceraikannya sesuka mereka. Sementara itu perzinahan merupakan masalah biasa. Bahkan ada suami yang memerintahkan istrinya tidur dengan laki-laki lain semata-mata ingin mendapatkan keturunan mulia dari laki-laki tersebut. Kelahiran anak perempuan menjadi aib yang berat mereka tanggung, bahkan dikenal di sebagian mereka istilah Wa'dul banat (mengubur anak perempuan hidup-hidup).
Perjudian dan minuman keras juga merupakan hal yang sangat lumrah dilakukan di tengah masyarakat, bahkan menjadi sumber prestise tersendiri.
Kesimpulannya, kondisi sosial mereka sangatlah parah, sehingga kehidupan berlangsung tanpa aturan layaknya binatang.

3. Kondisi Ekonomi
Masyarakat Arab adalah masyarakat pedagang. Sebagian kecil penduduk pinggiran negeri, hidup secara bertani dan memelihara hewan ternak. Mereka belum mengenal dunia perindustrian. Hasil-hasil produksi biasanya mereka dapatkan dari Yaman atau Syam (Syam pada masa sekarang meliputi Palestina, Lebanon, Yordan dan Suriah).
Kemiskinan cukup mewarnai kehidupan masyarakat, meskipun ada sejumlah pedagang besar dan bangsawan.

4. Akhlak Terpuji
Betapapun demikian, bangsa Arab masih memiliki beberapa akhlak yang sangat terpuji, walau kadang ditampilkan dengan cara yang salah. Diaantaranya adalah kedermawanan, memenuhi janji, menjaga kemuliaan jiwa dan pantang dihina, pemberani, lemah lembut, suka menolong dan sederhana.


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW

Sejarah Rosululloh SAW 2.



SEJARAH ROSULULLOH BAG. 2


Muhammad adalah seorang nabi dan rasul terakhir bagi umat Muslim. Muhammad memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan pemerintahan tunggal Islam. Wikipedia
Pasangan: Maymunah binti al-Harits (m. 629 M–632 M)


KELAHIRAN DAN MASA PERTUMBUHAN ROSULULLOH SAW

1. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
"Muhammad" (Arabمحمد بن عبد الله; Transliterasi: Muḥammad;[e] diucapkan [mʊħɑmmæd] ( simak))[f][g][h] secara bahasa berasal dari akar kata semitik 'H-M-D' yang dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". Selain itu, dalam salah satu ayat Al-Qur'an,[13]Muhammad dipanggil dengan nama "Ahmad" (أحمد), yang dalam bahasa Arab juga berarti "terpuji".
Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua gelar dari suku Quraisy (suku terbesar di Mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amiin yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul Allāh (رسول الله), kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam (صلى الله عليه و سلم, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW") setelah namanya.
Nabi Muhammad juga mendapatkan julukan Abu al-Qasim[1] yang berarti "bapak Qasim", karena Nabi Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.
Lahir sekitar pada tahun 570 M di Mekkah, Nabi Muhammad melewati masa kecil sebagai yatim piatu. Nabi Muhammad dibesarkan di bawah asuhan kakeknya Abdul Muthalib kemudian pamannya Abu Thalib. Beranjak remaja, Nabi Muhammad bekerja sebagai pedagang. Nabi Muhammad kadang-kadang mengasingkan diri ke gua sebuah bukit hingga bermalam-malam untuk merenung dan berdoa. Diriwayatkan dalam usia ke-40, Muhammad didatangi Malaikat Jibril dan menerima wahyu pertama dari Allah.[10] Tiga tahun setelah wahyu pertama, Nabi Muhammad mulai berdakwah secara terbuka,[11] menyatakan keesaan Allah dalam bentuk penyerahan diri melalui Islam sebagai agama yang benar dan meninggalkan sesembahan selain Allah SWT. Muhammad menerima wahyu berangsur-angsur hingga kematiannya.[12] Praktik atau amalan Nabi Muhammad diriwayatkan dalam hadits, dirujuk oleh umat Islam sebagai sumber hukum Islam bersama Al-Quran.

Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.[14] Silsilah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Adnan secara umum diyakini adalah keturunan dari Ismail bin Ibrahim, yang selanjutnya adalah keturunan Sam bin Nuh.
Walaupun demikian, terdapat sejarawan yang menyusun silsilah yang lebih jauh lagi. Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani, di salah satu riwayatnya menyebutkan silsilah hingga Adam. Silsilah tersebut adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syitsbin Adam.[15]

Nabi Muhammad bersama pengikut awal mendapati berbagai bentuk perlawanan dan penyiksaan dari beberapa suku Mekkah. Seiring penganiayaan yang terus berlanjut, Nabi Muhammad membenarkan beberapa pengikutnya hijrah ke Habsyah, sebelum Nabi Muhammad memulai misi hijrah ke Madinah pada tahun 622. Peristiwa hijrah menandai awal penanggalan Kalender Hijriah dalam Islam. Di Madinah, Nabi Muhammad menyatukan suku-suku di bawah Piagam Madinah. Setelah delapan tahun bertahan atas serangan suku-suku Mekkah, Muhammad mengumpulkan 10.000 Muslim untuk mengepung Mekkah. Serangan tidak mendapat perlawanan berarti dan Nabi Muhammad mengambil alih kota dengan sedikit pertumpahan darah. Ia menghancurkan berhala-hala. Pada tahun 632, beberapa bulan setelah kembali ke Madinah usai menjalani Haji Wada, Muhammad jatuh sakit dan wafat. Nabi Muhammad meninggalkan Semenanjung Arab yang telah bersatu dalam pemerintahan tunggal Islam dan sebagian besar telah menerima Islam.

Rosulululloh SAW dilahirkan pada hari Senin pagi tanggal 9 Robi'ul Awwal tahun Gajah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April 571 M. (Banyak pendapat ulama tentang kapan waktu Nabi Muhammad dilahirkan. pen.)

Beliau Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari suku Quraisy, yaitu suku yang paling terhormat dan terpandang di tengah masyarakat Arab. Dari suku Quraisy tersebut, beliau dari bani Hasyim, anak suku yang juga paling terhormat di tengah suku Quraisy. Rosululloh SAW lahir dalam keadaan yatim. Karena bapaknya, Abdulloh telah meninggal ketika ibunya, Aminah mengandungnya di usia dua bulan.

Setelah melahirkannya, sang ibu segera membawa bayi tersebut ke kakeknya, Abdul Muthalib. Betapa gembiranya sang kakek mendengar berita kelahiran cucunya. Lalu dibawanya bayi tersebut kedalam Ka'bah, dia berdoa kepada Alloh Ta'laa dan bersyukur kepada-Nya. Anak tersebut kemudian diberi nama Muhammad, nama yang belum dikenal masyarakat Arab saat itu. Lalu pada hari ketujuh setelah kelahirannya Rosululloh SAW di khitan (sunat).


2. Kehidupan Di Bani Sa'ad
Selain ibunya, Rosululloh SAW disusukan oleh Tsuwaibah, budak Abu Lahab. Kemudian, sebagaimana adat kebiasaan masyarakat perkotaan waktu itu, Ibunya Aminah mencari wanita pedesaan untuk menyusui putranya, makanya terpilihlah seorang wanita yang bernama Halimah binti Abi Dzu'aib dari suku Sa'ad bin Bakar, yang kemudian lebih dikenal dengan panggilan Halimah as-Sa'diyah.

Sesungguhnya atas kehendak Alloh Ta'alaa jua lah, hingga Halimah as-Sa'diyah menyusui Rosululloh SAW ketika kecilnya. Sebab ketika pertama kali ditawarkan untuk menyusuinya, dia merasa enggan menerimanya karena Rosululloh SAW anak yatim yang tidak bisa diharapkan imbalan materi yang layak baginya. Tetapi, ketika tidak didapatkan lagi bayi lain untuk disusui, maka diapun menerima bayi Muhammad untuk disusui di perkampungan Bani Sa'ad. Ternyata dia tidak salah pilih, karena yang dia susui telah Alloh SWT persiapkan menjadi manusia paling agung di muka bumi ini yang akan membawa jalan terang bagi umatnya yang beriman, maka wajar, setelah itu kehidupan Halimah penuh dengan keberkahan. 

Demikianlah, 5 tahun pertama kehidupan rosululloh saw dia lalui di daerah perkampungan dengan kehidupan yang masih asri dan udara segar di lembah bani Sa'ad. Hal tersebut tentu saja banyak berpengaruh bagi pertumbuhan rosululloh saw, baik secara fisik maupun kejiwaan (psikologisnya).


3. Peristiwa Pembelahan Dada
Pada saat Rosululloh SAW berusia 5 tahun dan saat beliau masih dalam perawatan Halimah as-Sa'diyah di perkampungan bani Sa'ad terjadilah peristiwa besar yang sekaligus menunjukkan tanda-tanda kenabiannya kelak.  Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah Pembelahan Dada (Syaqqus Shadr).

Suatu hari ketika Rosululloh SAW bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba datang malaikat Jibril menghampiri dan menangkapnya. Lalu Rosul dibaringkan, kemudian dadanya dibelah, lalu hatinya diambil selanjutnya dikeluarkan dikeluarkan segumpal darah darinya, seraya berkata, "Inilah bagian setan yang ada padamu". Kemudian hati tersebut di cuci di bejana emas dengan air Zam-Zam, lalu dikembalikan kembali ke tempat semula, yaitu dada rosululloh saw. Sementara itu teman-teman sepermainannya melaporkan kejadian tersebut kepada Halimah as-Sa'diyah seraya berkata, "Muhammad di bunuh, Muhammad di bunuh...". Maka mereka bergegas menghampiri tempat Rosululloh SAW semula, disana mereka mendapatkan rosululloh dalam keadaan pucat pasi.

Setelah kejadian tersebut, Halimah sangat khawatir terhadap keselamatan Muhammad kecil. Akhirnya tak lama setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan kepada ibunya, Aminah di kota Mekkah dan dengan berat hatinya.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW

Sejarah Rosululloh SAW 3.




SEJARAH ROSULULLOH BAG. 3

Muhammad adalah seorang nabi dan rasul terakhir bagi umat Muslim. Muhammad memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan pemerintahan tunggal Islam. Wikipedia
Pasangan: Maymunah binti al-Harits (m. 629 M–632 M)
1. Ditinggal Ibu Tercinta, Ibu Aminah
Setelah beberapa lama ditinggal bersama ibunya, Aminah pada usia 6 tahun, sang ibu tercinta mengajaknya berziarah ke makam suaminya di Yatsrib. Maka berangkatlah mereka dari kota Mekkah, menempuh berjalan kaki sepanjang 500 km, ditemani oleh Ummu Aiman dan dibiayai oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Di tempat tujuan, mereka menetap sebulan.

Setelah itu mereka kembali ke Mekkah. Namun di tengah perjalanan, ibunya menderita sakit dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, ibu tercinta, Aminah meninggal dunia di perkampungan Abwa' yang terletak antara kota Mekkah dan Madinah.


2. Dibawah Asuhan Sang Kakek, Abdul Muthalib
Sang kakek, Abdul Muthalib sangat kasihan terhadap cucu kesayangannya yang sudah menjadi yatim piatu diusianya yang masih muda, masih dini. Maka dibawanya sang cucu kerumah kakeknya, diasuh dan dirawat melebihi anak-anaknya. Pada saat itu Abdul Muthalib memiliki tempat duduk khusus di bawah Ka'bah, tidak ada seorang pun yang berani duduk diatasnya, sekalipun anak-anaknya. Mereka hanya berani duduk disisinya. Namun Rosululloh SAW yang saat itu masih anak-anak, justru bermain-main dan duduk diatasnya. Lalu kemudian saja paman-pamannya mengambil dan menariknya. Namun ketika sang kakek melihat hal tersebut, sang kakek melarang mereka seraya berkata, "Biarkan dia, demi Alloh, anak ini punya kedudukan sendiri".

Akhirnya Rosululloh SAW kembali duduk di majelisnya, diusapnya punggung cucunya tersebut dengan suka cita, dengan kegembiraan melihat apa yang mereka perbuat. Tapi, lagi-lagi kasih sayang sang kakek, Abdul Muthalib tak berlangsung lama dirasakan Muhammad kecil. Saat Rosululloh SAW berusia 8 tahun kakeknya meninggal dunia di Mekkah. Namun beliau sebelum wafat berpesan kepada cucunya, Muhammad kecil agar dirawat oleh paman dari pihak bapaknya, yaitu Abu Thalib.


3. Dipangkuan Pamannya, Abu Thalib
Kini Rosul berada dalam asuhan pamannya, Abu Thalib yang sangat mencintainya. Abu Thalib meratnya bersama anak-anaknya yang lain, bahkan lebih disayangi dan dimuliakan muhammad kecil. Begitu seterusnya Abu Thalib selalu disisi Rosululloh SAW merawatnya, melindungi dan membelanya, bahkan hinga beliau diangkat menjadi Rosul. Hal tersebut berlangsung tidak kurang selama 40 tahun.


4. Bersama Pendeta Buhaira
Pada saat Rosululloh SAW berusia 12 tahun, Abu Thalib mengajaknya berdagang ke negeri Syam. Sesampainya di perkampungan Bushra yang waktu itu masuk wilayah negeri syam, mereka disambut oleh seorang pendeta bernama Buhaira. Semua rombongan turun memenuhi jamuan Buhaira kecuali Rosululloh SAW.

Pada pertemuan tersebut, Abu Thalib menceritakan perihal Rosululloh SAW dan sifat-sifatnya kepada pendeta Buhairah. Setelah mendengar ceritanya, sang pendeta langsung memberitahukan bahwa anak tersebut akan menjadi pemimpin manusia sebagaimana yang dia ketahui ciri-ciri dari kitab-kitab dalam agamanya. Maka dia meminta Abu Thalib untuk tidak membawa anak tersebut ke negeri syam, karena khawatir disana ada orang-orang Yahudi akan mencelakakanya. Akhirnya Abu Thalib memerintahkan anak buahnya untuk membawa pulang kembali Rosululloh SAW ke Mekkah.


5. Perang Fijar
Pada usia 15 tahun, Rosululloh SAW ikut serta dalam perang fijar yang terjadi anatara suku Quraisy yang bersekutu dengan bani Kinnah melawan suku Qias Allan. Dan peperangan itu dimenagkan oleh suku Quraisy. Pada peperangan Fijar, Rosululloh SAW membantu paman-pamannya untuk menyiapkan alat panah.


6. Hilful Fudhul
Setelah perang fijar usai, diadakanlah perdamaian yang dikenal dengan istilah Hilful Fudhul, disepakati pada bulan Dzulqaidah yang termasuk bulan Haram (suci), di rumah Abdulloh bin Jud'an at-Taimi.

Semua kabilah dari suku Quraisy ikut dalam perjanjian tersebut. Diantara isinya adalah kesepakatan dan upaya untuk selalu membela siapa saja yang dizalimi dari penduduk Mekkah. Dan mereka akan menghukum orang yang berbuat zalim sampai dia mengembalikan hak-haknya.

Rosululloh SAW ikut serta menyaksikan perjanjian tersebut, bahkan setelah beliau menjadi Rosul, beliau masih mengingatnya dan memujinya, seraya berkata, " Saya telah menyaksikan perjanjian damai di rumah Abdulloh bin Jud'an yang lebih saya cinta dari unta merah[1]. Seandainya saya diundang lagi setelah masa Islam, niscaya saya akan memenuhinya".


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW

Olahraga Nabi Muhammad SAW



OLAHRAGA NABI MUHAMMAD SAW DAN SAHABAT

Sudah menjadi tabiat manusia untuk menyukai hiburan. Rutinitas dan beban kehidupan menjadi faktor yang mendorong jiwa untuk mengupayakan relaksasi (rasa rileks). Karenanya, siapapun orang yang meneliti satu kelompok masyarakat, kapanpun dan dimanapun, akan menjumpai sarana hiburan dan olahraga sebagai bagian dari kehidupan mereka.

Mari kita simak penuturan salah seorang dari mereka, "Bahwasannya Rosululloh SAW mengadu lari antara kuda-kudanya yang belum dikuruskan, jaraknya antara jalanan di lereng bukit hingga masjid Bani Zuraiq. Abdulloh bin Umar sendiri biasa beradu lari menggunakan kuda yang belum dikuruskan tersebut".

Generasi muda sahabatyang selalu rindu untuk ikut berjihad menyadari betul bahwa persiapan dan latihan adalah sebuah keniscayaan. Karenanya mereka mematuhi wasiat Nabi Muhammad SAW.

"Ketahuilah bahwa kekuatan itu ada pada melempar (anak panah). Ketahuilah, bahwa kekuatan itu ada pada melempar (anak panah)".

Kecenderungan mereka pada olahraga Nabi juga terlihat pada kisah Salamah ketika ia meriwayatkan perang Dzi Qird, "Ketika kami berjalan, ada seorang Anshor yang tidak bisa didahului kecepatannya dalam berjalan. Ia berkata, "Tidakkah ada orang yang beradu cepat sampai di Madinah denganku? Adakah orang yang bisa mendahukuiku? Ia terus mengulangi ucapannya. Mendengar itu, aku berkata, "Tidak adakah orang mulia dan terhormat yang kamu segani?" Ia menjawab, Tidak ada kecuali Rosululloh SAW." Aku berkata, "Wahai Rosululloh ayah-ibuku menjadi tebusannya, biarkan aku beradu cepat dengan orang ini. " Beliau bersabda, "Jika kamu mau, "Aku berkata, "Majulah". Aku tekut kakiku lalu melompat dan berlalri, Aku hemat nafasku, hingga (ia mendahuluiku) satu atau dua bukit, agar nantinya aku tidak kehabisan nafas. Kemudian aku berlari dibelakangnya dengan tetap menghemat nafas, hingga (ia mendahuluiku) satu atau dua bukit. Lalu aku percepat lariku, hingga hasil menyusulnya tepat di belakang tubuhku. Akhirnya aku berhasil mendahuluinya tiba di Madinah."

Bagi mereka, hiburan adalah sesuatu yang bisa menghantarkan kepada tujuan mulia. Mereka mengambil prinsip ini dari sabda Rosululloh SAW :

"Tidak boleh (mengambil harta dari) perlombaan, kecuali dalam (perlombaan) anak panah, binatang berkuku dan binatang bertapak kaki".

Manakala olahraga bagi mereka adalah sebuah sarana menuju tujuan mulia, maka mungkinkah olahraga tersebut menghalangi mereka dan menunaikan kewajiban atau menjalankan ketaatan? Ketika itu kembali mengarahkan pandangan pada masa sekarang dan sedikit membuka lembar kehidupan generasi mudanya, maka kita akan menemukan perbedaan mencolok antara olahraga di kalangan mereka dan di kalangan pendahulu mereka, generasi muda sahabat. Betapa kuatnya sepak bola mengikat hati pada penggilanya. Sepak bola merampas waktu-waktu berharga mereka dengan menontonnya, menyaksikan tayangan pertandingan, membaca koran sebelum dan sesudah pertandingan, berdebat dan mendiskusikannya, bergantilah emosi antara pendukung dan mencaci serta menumpahkan semangat untuk sesuatu yang tidak bersemangat. Apalagi, sholat-sholat wajib yang terabaikan serta munculnya prselisihan dan pertengkaran.

"MARI KITA GALAKKAN OLAHRAGA NABI, AKIDAH YANG KUAT, TUBUH PUN KUAT"


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW
.f-nav{ z-index: 9999; position: fixed; left: 0; top: 0; width: 100%; padding:0 20px;} /* ini yang membuat menu menjadi melayang (fixed) */ .nav { background: rgba(26, 37, 82, 0.24); margin:0 0 20px 0; } .nav li { list-style-type:none; float:left; display:inline-block; padding:10px; }