Blog ini menulis tentang Kisah Nabi Muhammad SAW, Kisah Khalifah dan Kisah Islami

Jumat, 28 Juli 2017

Diutusnya Nabi




MENGAPA NABI MUHAMMAD DIUTUS DI ARAB?

Usia bumi telah tua. Lebih tua dari masa pertama Adam dan istrinya, Hawa, menginjakkan kaki di permukaannya. Silih berganti zaman dan keadaan. Manusia yang hidup diatasnya pun bergiliran. Alloh SWT utus rosul-rosul untuk mereka. Menyempurnakanfitrah yang telah dibawa. Hingga akhirnya diutus Muhammad bin Abdulloh di Jazirah Arab.

Lalu timbul pertanyaan, "Mengapa Arab?" Mengapa tanah gersang dengan orang-orang nomad disana dipilih menjadi tempat diutusnya Rosul terakhir ini?" Tidak sedikit umat Islam yang bertanya-tanya penasaran  tentang hal ini. Mereka berusaha mencari hikmahnya. Ada yang bertemu. Ada pula yang meraba tak tentu arah.

Para ulama mencoba menyebutkan hikmah tersebut. Dan dengan kerendahan hati, mereka tetap mengakui hakikat sejati hanya Alloh lah yang mengetahui. Para ulama adalah orang-orang yang berhati-hati. Jauh lebih hati-hati dari seorang peneliti. Mereka jauh dari mengedepankan egoisme suku dan ras. Mereka memiliki niat, yang insha Alloh, tulus untuk hikmah dan ilmu.

Zaid bin Abdul Karim az-Zaid dalam Fiqh as-Sirah menyebutkan di antara latar belakang diutusnya para rosul, khususnya rosul terakhir, Muhammad SAW di Jazirah Arab adalah :

Pertama : Jazirah Arab adalah tanah merdeka

Jazirah Arab adalah tanah merdeka yang tidak memiliki penguasa. Tidak ada penguasa yang memiliki kekuasaan politik dan agama secara absolute di daerah tersebut. Berbeda hanya dengan wilayah-wilayah lain. Ada yang dikuasai Persia, Romawi dan kerajaan lainnya.

Kedua : Memiliki Agama dan Kepercayaan yang beragam

Mereka memang orang-orang pagan penyembah berhala. Namun berhala mereka berbeda-beda. Ada yang menyembah malaikat. Ada yang menyembah bintang-bintang. Dan ada pula yang menyembah patung - ini yang dominan.

Patung yang mereka sembah pun bermacam ragam. Setiap daerah memiliki patung jenis tertentu. Keyakinan mereka beragam. Ada yang menolak, ada yang menerima. Diantara mereka juga terdapat orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dan sedikit yang masih berpegang kepada ajaran Nabi Ibrahim yang murni.

Ketiga : Kondisi sosial yang unik mungkin bisa dikatakan istimewa tatkala itu, Mereka memiliki jiwa fanatik kesukuan 

Orang Arab hidup dalam tribalisme, kesukuan. Pemimpin masyarakat adalah kepala kabilah. Mereka menjadikan keluarga sendiri yang memimpin suatu koloni atau kabilah tertentu. Dampak positifnya jelas sekali saat Nabi Muhammad SAW memulai dakwahnya. Kekuatan bani Hasyim menjaga dan melindungi beliau dalam berdakwah.

Apabila orang-orang Quraisy menggangu pribadi beliau, Abu Thalib, datang membela. Hal ini juga dirasakan oleh sebagian orang yang memeluk agama Islam. Keluarga mereka tetap membela mereka.

Keempat : Jauh dari Peradaban Besar

Jauh dari peadaban besar karena pikiran mereka belum tercampuri oleh pemikiran-pemikiran lain. Orang-orang Arab yang tinggal di Jazirah Arab atau terlebih khusus tinggal di Mekkah, tidak terpengaruh pemikiran luar. Jauh dari ideologi dan peradaban majusi, Persia dan nasrani romawi. Bahkan keyakinan paganis juga jauh dari mereka. Sampai akhirnya Amr bin Luhai al-Khuzza'I kagum dengan ibadah penduduk Syam. Lalu mereka membawa berhala penduduk Syam ke Jazirah Arab.

Jauhnya pengaruh luar ini, membuat jiwa mereka masih polos, jujur dan lebih adil menilai kebenaran wahyu..

Kelima : Secara geografi, Jazirah Arab terletak di tengah dunia.

Memang pandangan ini terkesan subjektif. Tapi realitanya, Barat meyebut mereka dengan Timur Tengah. Geografi dunia Arab bisa berhubungan dengan belahan dunia lainnya. Sehingga memudahkan dalam penyampaian dakwah Islam ke berbagai penjuru dunia. Terbukti, dalam waktu yang singkat, Islam sudah menyebar ke berbagai penjuru dunia. ke Eropa dan Amerika.

Keenam : Mereka berkomunikasi dengan satu Bahasa yaitu bahasa Arab

Jazirah Arab yang luas itu hanya memiliki satu bahasa untuk komunikasi di antara mereka, yaitu Bahasa Arab. Adapun wilayah-wilayah lainnya memiliki banyak bahasa. Saat itu, di India saja sudah memiliki 15 bahasa resmi (as-sirah an-nabawiyah oleh Abu al-Hasan an-Nadawi, Cet. Jeddah : Dar asy-Syuruq. Hal ; 22).

Bayangkan seandainya di Indonesia masing-masing daerah berbeda bahasa bahkan sampai ratusan bahasa. Komunikasi akan terhambat dan dakwah akan lambat tersebar karena kendala bahasa saja. Dalam waktu yang lama, dakwah Islam mungkin belum terdengar ke belahan dunia lainnya karena disibukkan dengan kendala ini.

Ketujuh : Banyaknya orang-orang yang datang ke Mekkah

Mekkah telah menjadi tempat istimewa sejak masa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Oleh karena itu, banyak utusan dari wilayah arab lainnya datang ke sana. Demikian juga jamaah haji. Pedagang, para ahli syair dan sastrawan. Keadaan ini mempermudah untuk menyebarkan risalah kenabian. Mereka datang ke Mekkah, lalu ke kampung mereka masing-masing dengan membawa berita risalah kerasulan.

Kedelapan : Faktor penduduk

Ibnu khaldun membagi bumi ini menjadi tujuh bagian. Bagian terjauh adalah kutub utara dan selatan. Inilah bagian bagian yang ia sebut dengan bagian satu dan tujuh. Kemudian ia menyebutkan bagian dua dan enam. Kemudian menunjuk bagian tiga dan lima. Kemudian menunjuk bagian keempat sebagai pusatnya. Ia tunjuk bagian tersebut dengan mengatakan "wa sakanaha (Arab)".

Penduduk Arab adalah orang-orang yang secara fisik proporsional, tidak terlalu pendek dan tidak juga tinggi. Tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar. Demikian juga warna kulitnya. Serta akhlak dan agamanya. Sehingga kebanyakan para nabi diutus di wilayah ini. Tidak ada nabi dan rosul yang diutus di wilayah kutub utara maupun kutub selatan. Para nabi dan rosul secara khusus diutus kepada orang-orang yang sempurna secara jenis (tampilan fisik) dan akhlak. Kemudian Ibnu Khaldun berdalil dengan sebuah ayat:


"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia..." (QS. Ali Imran : 110). (Muqqaddimah Ibnu Khaldun, Cet. Bairut : Dar al-Kitab al-Albani, Hal. 141-142).

Karena pembicaraan pertama dalam ayat tersebut ditunjukan kepada orang Arab, yakni para sahabat. Kemudian barulah umat Islam secara umum.


Secara realita, kita juga meyakini memang ada bangsa yang unggul secara fisik. Contohnya ras Mongoloid.  yang memiliki mata sipit, lebih kecil dan lebih pendek dari ras kaukasoid. Ras kaukasoid adalah karakter umum dari sebagian besar penghuni Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Pakistan dan India Utara. Walaupun penelitian sekarang telah merubah pendekatan pemahaman, mengapa Ibnu Khaldun menyebutkan bahwa Timur Tengah sebagai "sakanaha".

Artinya ada fisik yang lebih unggul. Mereka yang sipit ingin mengubah kelopak mata menjadi lebih lebar. Mereka yang pendek ingin lebih tinggi. Naluri manusia menyetujui bahwa Kaukasia lebih menarik. atau dalam bahasa lain lebih unggul secara fisik. Namun Alloh Ta'ala lebih hikmah dan lebih jauh kebijaksanaannya dari hanya sekedar memandang fisik. Dia lengkapi orang-orang Kaukasia yang ada di Timur Tengah dengan keindahan yang istimewa. Hal ini bisa kita jumpai di buku-buku sirah tentang karakter bangsa Arab pra Islam. Mereka jujur, polos, berkeinginan kuat, dermawan, dan lain-lain. Kemudian Alloh Ta'ala mengutus Nabi, yaitu Nabi Muhammad SAW di sana.


Penyebaran Islam

Sekitar tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara diam-diam, Muhammad mulai melakukan penyebaran Islam secara terbuka kepada masyarakat Mekkah, respons yang ia terima sangat keras dan masif. Ini disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa olehnya bertentangan dengan apa yang sudah menjadi budaya dan pola pikir masyarakat Mekkah saat itu. Pemimpin Mekkah Abu Jahal menyatakan bahwa Muhammad adalah orang gila yang akan merusak tatanan hidup orang Mekkah. Akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy yang menentangnya, Muhammad dan banyak pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya, dihina, disingkirkan, dan dikucilkan dari pergaulan masyarakat Mekkah.
Walau mendapat perlakuan tersebut, ia tetap mendapatkan pengikut dalam jumlah besar. Para pengikutnya ini kemudian menyebarkan ajarannya melalui perdagangan ke negeri SyamPersia, dan kawasan jazirah Arab. Setelah itu, banyak orang yang penasaran dan tertarik kemudian datang ke Mekkah dan Madinah untuk mendengar langsung dari Muhammad, penampilan dan kepribadian baiknya yang sudah terkenal memudahkannya untuk mendapat simpati dan dukungan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini menjadi semakin mudah ketika Umar bin Khattab dan sejumlah besar tokoh petinggi suku Quraisy lainnya memutuskan untuk memeluk ajaran Islam, meskipun banyak juga yang menjadi antipati mengingat saat itu sentimen kesukuan sangat besar di Mekkah dan Medinah. Tercatat pula Muhammad mendapatkan banyak pengikut dari negeri Farsi (sekarang Iran), salah satu yang tercatat adalah Salman al-Farisi, seorang ilmuwan asal Persia yang kemudian menjadi sahabat Muhammad.
Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam selama periode ini mendorong lahirnya gagasan untuk berhijrah (pindah) ke Habsyah (sekarang Ethiopia). Negus atau raja Habsyah, seorang Kristen yang adil, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Yatsrib, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.





Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW

17 Ramadhan



PERANG BADAR

Setelah umat Islam mengalami intimidasi, kesulitan dan duka meninggalkan kampung halaman mereka, di Mekkah. Meninggalkan harta dan keluarga di sana. Rosululloh SAW mengadakan rencana penyergapan kafilah Quraisy. Hal itu merupakan respon dari permusuhan yang mereka lakukan selama ini. Para sahabat Muhajirin dan Anshor pun berkumpul dan bersiaga melakukan penyergapan.

Namun rencana dan persiapan matang bukanlah sesuatu yang pasti terjadi. Manusia sekelas Rosululloh SAW pun hanya mampu berencana. Namun Alloh SWT melakukan apa yang Dia kehendaki. Penyergapan gagal. Kafilah dagang yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb berhasil melarikan diri. Malah Quraisy berbalik melakukan persiapan matang untuk berperang. Mereka hendak memberi pelajaran kelompok kecil kaum muslimin agar orang-orang se-jazirah Arab jangan pernah meremehkan Quraisy. Begitu kata Abu Jahal.

Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya keluar dari kota Madinah pada tanggal 12 Ramadhan tahun 2 Hijriah. Beliau Rosululloh SAW tidak mewajibkan setiap kaum muslimin untuk ambil bagian menuju Badar. Karena keberangkatan ini hanya bertujuan untuk menyergap kafilah Quraisy bukan untuk berperang. Hanya untuk menghadang kafilah yang membawa 1000 onta, 50.000 dinar emas dan hanya dijaga oleh 40 orang. Tentu saja hal ini sebagai balasan dari perbuatan Quraisy yang telah merampas harta mereka selama di kota Mekkah. Namun sayang, rencana ini berhasil di ketahui Abu Sufyan. Ia pun mengubah rute kafilahnya.

Mengetahui pergerakan umat Islam dari Madinah, Quraisy segera menyiapkan pasukan besar untuk berperang. Mereka membawa 1300 pasukan. Dan 100 diantaranya penunggang kuda. Mereka juga membawa onta dalam jumlah besar. Sementara kaum muslimin hanya berjumlah 314 orang. Ada yang mengatakan 319 orang. 83 diantaranya adalah kaum Muhajirin.

Nabi Muhammad SAW duduk khusyuk bermunajat kepada Robbnya. Memohon pertolongan kepada Maha Penolong, beliau Rosululloh SAW berdoa :
"Ya Alloh, penuhilah janji-MU kepadaku. Ya Alloh, berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Alloh, jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-MU di muka bumi ini." (HR. Muslim No. 1763).

Dalam riwayat lain :
"Ya Alloh, inilah Quraisy. Mereka datang dengan segala kesombongan dan kebanggaan mereka. Mereka menantang-MU dan mendustakan Rosul-MU. Ya Alloh, karuniakan kemenangan yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Alloh, binasakanlah mereka pada pagi ini." (Sirah Ibnu Hisyam: 3/164).

Sampai-sampai ridho beliau Rosululloh SAW terjatuh dari pundaknya karena begitu tingginya beliau mengangkat tangannya ke arah langit. Melihat keadaan demikian, Abu Bakar merasa tak sampai hati. Ia taruh kembali ridho Nabi Muhammad SAWdiatas pundaknya dan mendekapkannya. Kemudian Abu Bakar berkata, "Wahai Nabi Alloh, munajatmu kepada Robbmu telah mencukupi. Dia pasti memenuhi apa yang Dia janjikan kepadamu". Nabi Muhammad SAW pun keluar dari tendanya, kemudian membacakan firman Alloh SWT :

"Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang." (QS. Qamar : 45).

Perang besar pertama ini pun dimenangkan oleh kaum muslimin. 70 orang-orang musyrik tewas di medan Badar. Diantara mereka adalah tokoh-tokoh Quraisy, seperti : Abu Jahal, Utbah bin Rabiah, Syaibah bin Rabiah, Umayyah bin Khalaf, al-Ash bin Hisyam bin al-Mughirah. Dan pihak kaum muslimin, 14 orang menemui syahidnya. 6 orang Muhajirin. 8 orang Anshor. Perang ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriah. (ar-Rahiq al-Makhtum oleh Al-Mubarakfury, Hal : 197 - 201).

Kunci dari kepemimpinan Rosululloh SAW adalah :
"Ma'rifat adalah modalku, akal pikiran adalah sumber agamaku, rindu kerendahanku, berzikir kepada Alloh SWT kawan dekatku, keteguhan perbendaharaanku, duka adalah kawanku, ilmu adalah senjataku, ketabahan adalah pakaianku, kerelaan sasaranku, faqr adalah kebanggaanku, menahan diri adalah pekerjaanku, keyakinan makananku, kejujuran perantaraku, ketaatan adalah ukuranku, berjihad perangaiku dan hiburanku adalah dalam sholatku.

Itulah kunci kepemimpinan rosululloh yang pegang teguh oleh beliau. Dan beliau juga berhasil memimpin dunia dengan suara hatinya dan diikuti pula oleh suara hati pengikutnya. Beliau bukan hanya seorang pemimpin manusia, namun juga pemimpin segenap hati manusia. Dan dengan kunci kepemimpinan yang beliau pegang teguh dapat meraih kemenangan untuk kaum muslimin.

Kemenangan ini berdampak positif terhadap kaum muslimin. Ini merupakan "hadiah" dari Alloh SWT atas kesabaran orang-orang yang beriman. Orang-orang Arab pun segan terhadap negara Madinah. Sebagaimana juga orang-orang Quraisy tidak lagi meremehkan kaum muslimin dan terus menerus menganggap mereka lemah.


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW

Kamis, 27 Juli 2017

20 Ramadhan : Fathu (Pembebasan) Kota Mekkah


1. Fathu (Pembebasan) Kota Mekkah

Diantara poin Perjanjian Hudaibiyah adalah siapa yang ingin bergabung menjadi sekutu kaum muslimin, maka ia harus bergabung. Siapa yang ingin menjadi sekutu Quraisy, maka ia juga dipersilahkan untuk bersama mereka. Kabilah Khuza'ah menjadi sekutu Rosululloh SAW. Sedangkan sekutu mereka, bani Bakr bergabung dengan kafir Quraisy.

Sejak dulu, perang dan sengketa selalu terjadi anatara dua kabilah ini. Perjanjian damai ini dimanfaatkan oleh bani Bakr untuk membalas dendam terhadap orang-orang Khuza'ah. Mereka pun melakukan peyerangan mendadak di malam hari. Mereka bunuh orang-orang Khuza'ah. Parahnya pengingkaran poin perjanjian tersebut didukung oleh Quraisy. Mereka membantu sekutu mereka dengan menyiapkan senjata dan pasukan untuk memerangi sekutu Rosululloh SAW. Segera setelah penghianatan itu, Amr bin Salim al-Khuza'i berangkat menuju Madinah. Ia mengabarkan kepada Nabi Muhammad SAW tentang penghianatan Quraisy dan sekutunya (al-iktifa bima Tadhammanahu min Maghazi Rosululloh SAW, wa ats-Tsalatsati al-Khulafa oleh Sulaiman al-Kula'i : 2/177).

Orang-orang Quraisy segera bergerak melangkah. Mereka mengirim Au Sufyan ke Madinah untuk memperbarui perjanjian mereka dengan kaum muslimin. Namun apa yang mereka lakukan sudah tidak bermanfaat. Rosululloh SAW telah memerintahkan kaum muslimin untuk menyiapkan pasukan untuk menuju Mekkah.

Pada tanggal 20 Ramadhan 8 Hijriah, pasukan kaum muslimin berangkat dari Madinah menuju Mekkah. Rosululloh SAW memimpin pasukan besar yang berjumlah 10.000 sahabat. Dan Abu Dzar al-Ghifari ditugasi menjadi pengganti beliau di Madinah. Sesampainya di daerah Juhfa, Rosululloh SAW berjumpa dengan pamannya, al-Abbas bin Abdul Muthalib, ia hijrah keluar dari Mekkah sebagai seorang muslim. Kemudian al-Abbas mengendarai bighal putih milik Rosululloh SAW. Ia mencari salah seorang Quraisy agar meminta jaminan keamanan kepada Rosululloh SAW sebelum beliau memasuki Mekkah.

Di saat bersamaan Abu Sufyan pun sibuk mengendap-endap, mencari tahu perkembangan keadaan al-Abbas bertemu dengannya. Lalu ia mengajak Abu Sufyan menemui Rosululloh SAW untuk meminta jaminan kemanan. Keduanya pun berangkat menemui Rosululloh SAW.

Ketika keduanya berjumpa dengan Rosululloh SAW, beliau bersabda : "Celaka engkau Abu Sufyan, bukankah sudah tiba saatnya bagimu untuk mengetahui bahwa tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Alloh SWT? Bukankah sudah tiba saatnya bagimu untuk mengetahui bahwa aku adalah utusan Alloh SWT?"

Al Abbas juga menimpali, "Celaka engkau apabila tidak juga memeluk Islam".

Kemudian Abu Sufyan mengikrarkan Syahadat yang jujur. Rosululloh SAW pun memuliakannya dengan sabda beliau :
"Siapa yang masuk ke dalam rumah Abu Sufyan, maka dia aman."(HR. Muslim, Kitabul Jihad, 1780).

Ketika pasukan kaum muslimin tengah bergerak memasuki Mekkah, Rosululloh SAW memerintahkan al-Abbas agar membawa Abu Sufyan ke sisi Kota Mekkah agar ia melihat tentara-tentara Alloh. Kabilah-kabilah kaum muslimin lewat dihadapan Abu Sufyan dan al-Abbas memperkenalkan siapa mereka. Hingga Rosululloh SAW lewat bersama batalionnya. Bersama Muhajirin dan Anshor.

Abu Sufyan berkata, "Subhanalloh! Tidak ada pasukan manapun yang bisa menang menghadapi mereka". Kemudian ia bergerak menuju kaumnya, lalu ia berteriak, "Wahai orang-orang Quraisy, ini Muhammad. Ia telah datang kepada kalian dengan pasukan yang tidak akan sanggup kalian lawan." Mendengar hal itu, orang-orang pun kocar-kacir. Mereka berlarian ke rumah-rumah mereka dan ke masjid (Uyunil Atsar fi Funun al-maghazi wa asy-Syamail wa as-siyar, 2/188).

Rosululloh SAW masuk ke kota Mekkah dengan penuh ketawadhuan, merendahkan dirinya kepada Alloh SWT yang telah memuliakan beliau dengan membebaskan kota Mekkah. Beliau telah membagi pasukannya kedalam beberapa brigade, mengepung kota Mekkah dari segala sisi.



2. Kasih Sayang Rosululloh SAW Terhadap Musuh

Pasukan islam memasuki kota Mekkah dan tidak ada kabilah Quraisy yang mampu menghadang mereka. Kemudian Rosululloh SAW dan para sahabatnya masuk kedalam Masjid al-Haram. Beliau pun mencium Hajar Aswad. Saat itu Kondisi Ka'bah begitu mengenaskan, setidaknya ada 360 berhala di sekelilingnya. Beliau pun menghancurkan Tuhan-Tuhan selain Alloh tersebut. Beliau membaca firman Alloh SWT :

"Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap". Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." (QS. Al-Isra' : 81)

"Kebenaran telah datang dan yang bathil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi". (QS. Saba' : 49)

Berhala-berhala itu hancur lebur dihadapan beliau. Setelah itu, barulah beliau melakukan thawaf. Kemudian Nabi Muhammad SAW memanggil Utsman bin Thalhah dan menyerahkan kunci Ka'bah kepadanya. Beliau meminta Utsman agar membuka Ka'bah, lalu beliau memasukinya Nabi Muhammad SAW melihat gambar-gambar didalamnya. Segera gambar tersebut beliau hapus. Kemudian melaksanakan sholat di dalam Ka'bah. Setelah itu Nabi Muhammad SAW keluar menjumpai kerumunan orang-orang Quraisy yang menunggu putusan beliau.



3. Khutbah Fathu Mekkah

Di hari kedua, Rosululloh SAW berkhutbah:
"Sesungguhnya kota ini, Alloh telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Alloh SWT tetapkan sampai hari Kiamat. Tidak Halal bagi orang sebelumku (berperang didalamnya). ataupun orang sesudahku, demikian juga atas diriku, kecuali hanya sementara waktu. Tidak boleh diburu hewan-hewannya. Tidak boleh dicabut durinya. Tidak boleh menebang pepohonanya. Dan tidak boleh diambil barang temuannya, kecuali bagi mereka yang hendak mengumumkannya (HR. al-Bukhari, Kitab al-Maghazi, 4059)

Kemudian laki-laki dan wanita-wanita Mekkah membaiat Rosululloh SAW berjanji mentaati beliau. Beliau menetap di Mekkah selama 19 hari. Mengajarkan Islam membimbing manusia dan menghancurkan berhala.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kisah Nabi Muhammad SAW
.f-nav{ z-index: 9999; position: fixed; left: 0; top: 0; width: 100%; padding:0 20px;} /* ini yang membuat menu menjadi melayang (fixed) */ .nav { background: rgba(26, 37, 82, 0.24); margin:0 0 20px 0; } .nav li { list-style-type:none; float:left; display:inline-block; padding:10px; }